Gawai Bisa Ganggu Kesehatan Leher dan Punggung Anak

Wabah Covid-19 mengubah begitu banyak hal. Salah satunya, kegiatan bersekolah anak-anak yang harus dilakukan dari rumah. Dari satu sisi, pembelajaran daring memang meminimalkan risiko paparan virus terhadap anak.

Namun, dari sisi lainnya anak-anak menjadi kehilangan kesempatan untuk bersosialisasi secara langsung dengan guru dan teman-temannya. Anak-anak cuma  bisa bertatap maya untuk mengenal teman dan lingkungan sekolahnya. Di rumah, mereka pun bisa dengan mudah tergoda segala kesenangan yang ditawarkan gawai melalui internetnya.

Akibatnya, anak dapat  berlama-lama bermain dengan gawainya. Di sini, kesiapan orangtua untuk mendampingi dan memberi pemahaman kepada anak-anak sangat diperlukan. Orangtua harus awas dan sebisa mungkin mengontrol agar si kecil tidak ketagihan bermain gawai.

Kecanduan bermain gawai bisa membuat kesehatan anak terganggu. Sebagaimana diwartakan Kompas Health, anak-anak yang kecanduan bermain gawai berisiko mengalami gangguan pada punggung dan leher.

Risiko kesehatan itu sudah dibuktikan di Inggris. Di sana sedikitnya 3 dari 4 anak usia sekolah dasar dan 2 dari  3 anak usia sekolah menengah dilaporkan mengalami gangguan pada leher dan punggungnya. Anak-anak ini adalah pengguna gawai dalam rupa ponsel, komputer tablet, dan gim konsol.

Riset tersebut ini diinisiasi oleh Abertawe Bro Morgannwg University (ABMU) Health Board, setelah mengamati adanya lonjakan jumlah anak yang dirawat dengan keluhan sakit leher dan tulang punggung. Peningkatan jumlah pasien ini hingga dua kali lipat hanya dalam tempo kurang dari setahun.

Dari studi itu, peneliti mendapati bahwa 64 persen dari 204 responden anak berusia 7-18 tahun, mengalami sakit punggung. Menariknya, hampir 90 persen dari responden tidak menceritakan kepada siapa pun terkait sakit yang dialaminya. Adapun 72 persen anak usia sekolah dasar mengakui adanya keluhan pada bagian punggung.

Fisioterapis Lorna Taylor mengatakan, kondisi ini menjadi penegas atas efek negatif dari meningkatnya penggunaan gawai dan perubahan gaya hidup. Gawai, lanjut Taylor, telah mengganggu perkembangan kesehatan otot dan tulang anak, dan ini amat merugikan. Jika tidak segera diatasi, masalah ini akan kian sulit ditangani pada masa depan.

Menurut Taylor, jika anak mengalami rasa sakit yang sebenarnya dapat dicegah, hal ini bisa mengganggu prestasinya. Anak akan merasa tidak nyaman yang kemudian dapat menyulitkannya untuk berkonsentrasi, mengurangi semangat belajar, dan menggerus potensi dirinya.

Ada pendapat lain yang juga menggarisbawahi riset ABMU. Riset lembaga nirlaba BackCare seperti dikutip Daily Telegraph, menyebutkan, ada banyak kelebihan dari perkembangan teknologi. Namun, efek buruknya kita menjadi enggan bergerak dan melatih tubuh setiap hari. (*)           

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Stroke Iskemik